Thursday, June 08, 2006

Tugu Miring Pancoran

Gue ga tau nama resmi tugu ini apa, tapi orang2 sering menyebutnya dengan PATUNG / TUGU PANCORAN, sesuai dengan lokasi dimana tugu ini berdiri tegak (miring maksudnya). Gue sebagai pengagum benda-benda besar bersejarah, baru hari ini sempat mengitari patung pancoran yang terletak di Jln. MT. Haryono (Tebet), melihat dari berbagai sisi. Mungkin org lain mengira gue kurang kerjaan, tapi gue melakukannya dengan fun. Setiap pergi-pulang kantor membelah jakarta dari barat ke timur, patung pancoran tak pernah absen menyapa. Sayangnya hari ini gue nggak membawa kamera.

Sampe gue bikin tulisan ini, gue baru tau kalo Patung Pancoran punya nama resmi "MONUMEN DIRGANTARA".

patung pancoran jaman dulu Monumen Dirgantara dibangun tahun 1964-1965 dan menjadi kebanggaan Presiden Soekarno. Nah, monumen dirgantara ini adalah salah satu bagian dari rangkaian pembangunan proyek "mercu suar" yang dilaksanakan pada era Soekarno. Demi membiayai pembangunan monumen itu, mantan presiden pertama RI itu sampai rela menjual mobilnya. Mungkin di lain kesempatan gue bakal ngumpulin bahan dan membahas tentang proyek "mercu suar" Presiden Soekarno tersebut. Monumen Dirgantara pada masa itu dijadikan lambang keperkasaan dan keberanian bangsa Indonesia di bidang penerbangan. Gambar di atas gue dapatkan dari internet, foto lokasi di sekitar Patung Pancoran pada sekitar akhir tahun 60-an. Jika dibandingkan dengan keadaan sekarang tentunya sangat berbeda jauh. Tahun 1986-1987, saat perencanaan pembangunan Jalan Tol Dalam Kota, Patung Pancoran pernah akan dibongkar dan dipindahkan. Akhirnya, jalan tol diubah melengkung di belakang monumen.

Patung Pancoran merupakan buah karya dari Edhi Sunarso (kelahiran Salatiga, 2 Juli 1932). Buah karya Edhi Sunarso lainnya adalah Patung Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia, dan Diorama Sejarah Monumen Nasional.

Gubernur Sutiyoso pernah ingin melakukan pemugaran terhadap Monumen Dirgantara dengan berbagai macam alternatif. Alternatif pertama, Monumen Dirgantara itu diletakkan pada posisi yang kini diapit jalan layang. Namun, kaki monumen ditinggikan 10 meter. Kalau posisi yang sekarang dibiarkan, kesan monumental sangat berkurang. Banyak halangan visual akibat fly over. Alternatif kedua, patung itu direlokasi ke sebelah selatan dari posisi semula. Perpindahan itu akan memberikan kemudahan orang memandang monumen itu sebagai landmark kota. Alternatif ketiga, berupa pemindahan monumen itu ke sudut bekas Markas Besar Angkatan Udara. Nilai sejarah secara dinamis tetap dipertahankan. Alternatif keempat, posisi patung itu dibiarkan sebagaimana aslinya, tanpa perubahan sedikit pun. Nilai sejarah tetap dipertahankan.

Sampai saat ini belum jelas tentang rencana pemugaran Monumen Dirgantara tersebut. Pemugaran bangunan bersejarah akan memiliki implikasi psikologis bagi bangsa. Gue sih berharap Monumen miring ini tetap lestari dan tetap miring selalu ^_^



6 comments:

Anonymous said...

gue juga suka patung pancoran, apalagi pas sore2 gitu, jadi siluet

Anonymous said...

halowww
data2 di tulisan ini dapetnya dari kompas dot com ya?
hehehhehe
soalnya gue juga baru baca artikel di kompas dot com itu

gak pa2 kok
emang penulis itu kudu rajin ngeriset sebelum bikin tulisan
biar gak ikut2an budaya instant
begitu
hehehehe

btw, gawe di mana, kok tiap hari liwatin itu patung?

Anonymous said...

Hmm.. photo yang bawah di ambil dari Wisma Korindo neh. Hmm... kerja di Alcatel yaaa.. :P Btw... nice writing..

genialbutuhsomay said...

punya foto patung pancoran dengan ukuran besar gag???

Ucu Purnama said...

gw setuju bgt kalo Tugu Pancoran harus selalu dirawat dan dilestarikan karena tugu itu adalah bagian dari sejarah, kalopun gw harus manjat dan membersihkannya insya Allah gw siap.

sri rahayu said...

Nih aku punya gambar tugu pancoran Jadoeelll bgt...
Berasa jaman angkong gw kecil bgt...
secara gw jg kelahiran pancoran ntuu...
liat ja diblog gw....